masalah penelitian


A.    Masalah penelitian   
1.      Pengertian masalah
            Menurut Suryabrata (1994 : 60) masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya (what should  be) dengan yang ada (what it is) (Suryabrata, 1994: 60). Penelitian dimaksudkan untuk menutup kesenjangan (what can be). John Dewey dan Kerlinger secara terpisah memberikan penjelasan mengenai masalah berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun seorang peneliti. Kesulitan ini menghalangi tercapai sebuah tujuan baik itu tujuan individu maupun sebuah kelompok. Masalah dalam penelitian diekspresikan dalam bentuk kalimat tanya bukan kalimat pernyataan. Masalah dalam ini selanjutnya dijawab melalui penelitian.

2.      Jenis Masalah
            Menurut jenisnya, masalah dapat dibedakan menjadi tiga. Pertama, masalah deskriptif.      Masalah deskriptif adalah masalah yang mendeskripsikan satu variabel pada satu          kelompok tanpa menghubungkan dengan variabel yang lain ayau membandingkan        dengan kelompok lain. Kedua, masalah korelasi. Masalah korelasi adalah masalah yang   memuat hubungan antara satu atau lebih variabel dengan satu atau lebih variabel yang       lain. Ketiga, masalah perbandingan. Masalah perbandingan adalah masalah yang memuat          perbandingan satu atau lebih kelompok dalam satu variabel. (Purwanto, M. Pd: 109).           Berdasarkan tingkat eksplarasinya, masalah penelitian bisa diklasifikasikan kedalam tiga jenis bentuk masalah penelitian yaitu deskriptif, komparasi dan asosiasi (Sugiyono, 1994:         36-39, Arikunto (1993: 28-31).

a.  Permasalahan deskriptif
Permasalahan deskriptif merupakan suatu permasalahan yang berkenaan dengan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
b. Permasalahan Komparatif
Permasalahan Komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh perumusan masalahnya adalah sebagai berikut.
Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu sekolah negeri dan swasta)
c. Permasalahan Asosiatif
Permasalahan Asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau  lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/resiprocal/timbal balik.
1)      Hubungan simetris
            Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubunngan kausal maupun interaktif.
2)      Hubungan kausal
            Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi).
       3)   Hubungan interaktif/resiprocal/timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen.
3.      Kriteria perumusan masalah
            Perumusan masalah adalah memformulasikan masalah penelitian ke dalam rumusan kalimat tanya. Perumusan dalam bentuk kalimat tanya dimaksudkan agar penelitian berada dalam keadaan siap untuk melakukan kegiatan guna memberikan pemecahan masalah. Perumusan masalah merupakan kegiatan yang penting. Dari pertanyaan yang salah tidak dapat diharapkan jawaban yang benar. Pertanyaan yang berbeda mengarahkan pada kegiatan dan jawaban yang berbeda. Kebenaran jawaban setengahnya ditentukan oleh ketepatan formulasi pertanyaan masalah. Perumusan masalah harus memuat beberapa karakteristik. Menurut Bass, Dunn, Norton, Stewart, dan Tudiver (1972: 20), perumusan masalah harus mengandung empat karakteristik, yaitu: (1) memuat hubungan variabel, (2) dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan, (3) memungkinkan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan, (4) tidak menyatakan posisi moral atau etik.
4.      Sumber masalah
            Sumber masalah dalam suatu penelitian bisa berasal dari berbagai sumber. Menurut Mac Millan dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah bisa bersumber dari observasi, hasil deduksi dari suatu teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang saat ini sedang terjadi, situasi praktis dan juga bisa bersumber dari pengalaman pribadi. Masing - masing sumber dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
1)   Observasi
Observasi adalah sumber yang paling kaya akan masalah penelitian. Kebanyakan keputusan praktis didasarkan atas praduga yang tidak didukung oleh data empiris. Masalah penelitian bisa diangkat dari hasil observasi terhadap suatu hubungan tertentu yang masih belum memiliki dasar penjelasan yang memadai dan cara - cara rutin yang di dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas tradisi atau otiritas. Penyelidikan kemungkinan dapat menghasilkan teori yang baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada dalam bahasan litelatur.


2)   Deduksi dari teori
Teori itu sendiri merupakan konsep - konsep yang masih berupa prinsip - prinsip umum yang penerapannya belum bisa diketahui selama belum dialkukan pengujian secara empiris. Penyelidikan terhadap suatu masalah yang diangkat berasal dari teori bermanfaat untuk memperoleh penjelasan secara empiris praktik tentang teori tersebut.
3)   Kepustakaan
Hasil dari penelitian kemungkinan dapat memberikan rekomendasi akan perlunya dilakukan suatu penelitian ulang (replikasi), baik dengan ataupun tanpa variasi. Replikasi bisa meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan secara lebih luas. Laporan penelitian tidak jarang juga menyampaikan suatu rekomendasi kepada peneliti lain mengenai apa saja yang perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi sumber untuk menentukan masalah yang perlu diangkat untuk dilakukan suatu penelitian.
4)   Masalah sosial
Masalah sosial bisa juga menjadi sumber masalah penelitian. Seperti seringnya terjadi perkelahian siswa antar sekolah, bisa memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan pendidikan agama dan moral serta pembinaan sikap disiplin di lingkungan sekolah. Banyaknya pengangguran lulusan perguruan tinggi juga dapat memunculkan pertanyaan tentang kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.
5)   Situasi praktis
Pada tahap pembuatan suatu keputusan tertentu, tidak jarang mendesak untuk dilakukannya suatu penelitian evaluatif. Hasil penelitian ini sangat diperlukan guna dijadikan dasar dalam pembuatan keputusan yang lebih lanjut.
6)   Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi bisa memunculkan masalah yang membutuhkan jawaban empiris guna mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, 2010:109-111)

B.     Variabel penelitian
1.      Pengertian variabel
            Secara teoritis variabel bisa didefinisikan sebagi atribut atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang yang lainnya ataupun satu objek dengan objek yang lainnya (Hatch & Farhady, 1981). Sugiyono (2010:38) menyatakan, variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai atau sifat orang, objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti guna dipelajari dan selanjutnya ditarik kesimpulannya. Menurut Sudjarwo dan Basrowi (2009:169), variabel merupakan suatu konsep yang bisa diukur dan memiliki variasi nilai. Menurut Kerlingger (1973), variabel bisa dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai tidak sama atau berbeda. Dengan begitu variabel dapat dikatakan variabel itu merupakan sesuatu yang bervariasi, dinamakan variabel dikarenakan terdapat variasinya. Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, variabel adalah suatu konsep yang mempunyai variasi nilai. Konsep apapun itu asalkan mempunyai nilai bisa disebut sebagai variabel, dan sebaliknya jika tidak ada variasi nilainya dalam konsep tersebut maka bukan termasuk pada kategori variabel. Jadi, konsep siswa bukan termasuk variabel, dikarenakan tidak mengandung unsur nilai yang bervariasi. Sedangkan untuk status siswa dan prestasi siswa termasuk kedalam variabel karena mempunyai nilai yang berbeda-beda. Begitu pula pendidikan, bukan tergolong variabel, akantetapi untuk jenis pendidikan dan jenjang pendidikan merupakan variabel karena mengandung adanya variasi nilai. Umur, Status sosial, berat badan, tinggi badan, status perkawinan, motivasi belajar, kinerja guru semuanya termasuk kedalam konsep variabel.

2.      Jenis  variabel
a.       Variable bebas
                        Variabel bebas merupaka variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab        terjadinya perubahan pada variabel lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan              yang terjadi pada variabel ini diasumsikan akan mengakibatkan terjadinya perubahan        pada variabel yang lainnya. Variabel ini dinamakan variable bebas dikarenakan     keberadaan variabel ini tidak bergantung pada adanya variabel yang lain atau bebas dari                  ada atau tidaknya variabel lain.
b.      Variable terikat
                        Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi atau menjadi       akibat,             karena adanya variabel bebas. Dinamakan variaabel terikat karena kondisi atau       variasinya        terikat atau dipengaruhi oleh variasi variabel lain, yaitu dipengaruhi oleh            variabel bebas. Variabel terikat ini ada juga yang menyebutnya sebagai variabel            tergantung, karena variasinya tergantung kepada variasi variabel yang lain. Selain itu         ada juga yang menamakan variabel output, kriteria ataupun respon. . Dalam structural       Equation Modelling (SEM)  atau permodelan persamaan struktural, variabel bebas     ini disebut sebagai variabel indogen.
c.       Variabel moderator
                        Varabel moderator merupakan variabel yang memperkuat ataupun memperlemah    pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Menurut Sugiyono (2010:39),    variabel moderator ini disebut dengan istilah variabel independent ke dua. Secara definisi             hampir sama dengan variabel kontrol, hanya saja di sini pengaruh variabel itu tidak     ditiadakan atau dinetralisir akantetapi bahkan dianalisis atau diperhitungkan.
d.      Variabel control
            Varibel ini merupakan variabel yang di dalam hal tertentu dibatasi atau dikendalikan pengaruhnya sehingga tidak berpengaruh atau tidak meimiliki efek terhadap gejala yang sedang diteliti, ataupun dengan kata lain pengaruh varibael bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Dalam beberapa penelitian variabel ini tidak secara eksplisit dinyatakan, akan tetapi pada penelitian yang lebih bersifat eksperimental pengendalian variabel ini merupakan hal sangat penting sekali. Hal ini dilakukan guna mengurangi kompleksitas atau kerumitan permasalahan yang sedang diteliti. Selain dipakai dalam penelitian eksperimental, variabel kontrol juga sering dipakai oleh peneliti, jika hendak melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
e.       Variabel antara
            Variabel Intervening atau variabel antara ini merupakan variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela yang terletak diantara varibel bebas dan terikat, sehingga varibel bebas tidak langsung memperngaruhi berubanhya atau timbulnya variabel terikat. Contohnya: Pengaruh pendapatan terhadap harapan hidup seseorang. Tinggi rendahnya pendapatan seseorang secara tidak langsung akan mempengaruhi usia harapn hidup. Dikatakan tidak langsung karena tingkat pendapatan seseorang sebenarnya berpengaruh langusng terhdapa gaya hidup, sedangkan gaya hidup akan mempengaruhi secara langsung terhadap usia harapan hidup. Dengan demikian diantara variabel pengaruh tingkat pendapatan terhadap usia harapan hidup ada variabel antara, yaitu variabel gaya hidup, sedangkan antara variabel tingkat pendapatan dengan variabel gaya hidup terdapat variabel moderator, yaitu budaya lingkungan tempat tinggal (sugiyono, 2010:40).
Referensi
Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kualitatif, kuantitatif dan R dan D). ALFABETA: Bandung

Sukardi, 2009. Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya Jakarta: Bumi Aksara

Komentar

Postingan populer dari blog ini